Senin, 06 September 2010

Rumah Susun Jagalan

Rumah Susun Sederhana Sewa, dan Rumah Susun Sederhana Hak Milik, di Daerah Istimewa Yogyakarta memang layak untuk di bangun dan diperbanyak lagi. Kapasitas tanah untuk perumahan sudah semakin sempit, dan tidak layak untuk di bangun lagi. Karena untuk membangun perumahan membutuhkan lahan yang tidak sedikit, dan kemungkinan lain
adalah mengubah lahan persawahan menjadi lahan untuk perumahan. Peresapan untuk air hujan semakin sedikit, ruang hijau semakin berkurang. Karenanya pembangunan Rumah Susun menjadi alternatif seiring bertambahnya penduduk Jogja ini, baik dari pendatang ataupun angka kelahiran.

Sedikit cerita dari salah satu Rumah Susun Sederhana (dari gambar) yang berada di Kampung Jagalan. Menurut salah seorang yang tinggal di Lantai 3. Harga Rumah Susun memang sedikit memberatkan penyewa. Dengan batasan waktu 3 tahun, harga yang ditawarkan mulai dari 155 ribu, di lantai 5, 165 ribu lantai 4, 175 ribu lantai 3, 185 ribu lantai 2, dan lantai dasar dengan harga paling
murah, karena untuk pemilik tanah, yang dulunya tinggal di tempat itu. Kondisi rumah susun saat ini memang lebih nyaman, air sudah tidak pernah mati, lingkungan lebih nyaman. Dulu saat awal sampe akhir tahun 2009 kondisi air pam sering mati, terutama pada jam-jam kantor, sekitar jam 08.00 - 13.00, kadang pagi sekitar jam 06.00 / 07.00 sudah mati. Saat ini untuk air sudah lancar, dan jarang sekali mati. Untuk kebersihan, memang hanya dari kondisi personal yang tinggal untuk mengelola kebersiha lokasi masing-masing yang masih menjadi kendala. Lha uang sampah yang menjadi iuran itu? nah itu untuk pembuangan sampah, bukan petugas kebersihan, memang hotel? Perlu ditanamkan rasa tanggung jawab dari penyewa untuk menjaga kebersihan dan ketertiban.

Namun penawaran harga diatas belum termasuk untuk listrik, sampah, dan air. untuk tambahan biaya sekitar 60 ribu, tergantung pemakaian air dan listrik. Wah ternyata masih mahal untuk ukuran tempat sebesar kos-kosan itu. Namun, dengan harga itu, termasuk relatif bisa murah, jika tempat kerja, dan dekat dengan pusat-pusat kota, tinggal jalan kaki untuk sampe ke Malioboro dan pasar Beringharjo. Menghemat waktu
dan biaya untuk hal-hal lain. Hem sedikit menarik bagi saya, jika masih lajang memang enak menempati luas rumah 3 x 7 meter ini. Hidup bersepeda, di pusat kota, dengan biaya sewa terjangkau kantong, menarik.

Rusunawa ini tertutup hanya untuk KTP yang bersangkutan, ah tertutup bagi saya jika ingin menempati rusun tersebut. Jika Rusunawa tersebut terletak di Kota Jogja, maka yang diperbolehkan tinggal/sewa ditempat tersebut hanyalah warga dengan KTP Kota Jogja saja. Begitu juga dengan Rusunawa di daerah Bantul, maupun Sleman. Ketertarikan saya jadi hilang, karena masih berada di pinggir kota, memang masih dekat dengan jalur bus transjogja. Namun masih jauh jika ingin jalan-jalan keliling
Kota Jogja, he he he. Mereka diperbolehkan menempati rumah susun tersebut selama 3 tahun, wah, dimana tempat bagi orang-orang kecil seperti kita-kita ini....?

ada kah yang tertarik menempati rumah susun? silahkan antri, saya batal antri ah, kecuali ada penawaran lain, he he he

selengkapnya -->

Kamis, 02 September 2010

Lebaran sebentar lagi

Lebaran, adalah saatnya mudik, untuk bertemu sapa dengan keluarga di kampung halaman. Saatnya kembali menjalin silaturahmi, untuk bertemu dengan sanak keluarga, tetangga dan atau teman lama, teman semasa kecil. Setiap tahun, berkumpul dengan keluarga besar, paling tidak dengan orangtua, nenek, paman. Atau mengunjungi makam leluhur yang sudah tiada. Mungkin juga ada rasa haru dan kenangan masa kecil, jika telah lama tidak pulang.

Lebaran, dikenal di negara ini sebagai perayaan Idul Fitri, Hari Besar Suci (istilah untuk kembali fitrah) bagai dilahirkan kembali. Harapan sebagai manusia biasa, tetapi sudah pantaskah perayaan itu? Lebaran, sehabis Bulan Puasa, bulan yang dijanjikan Tuhan sebagai bulan 1000 bulan, segala amal dilipatgandakan sehingga bisa menggapai segala ibadah yang akan sama jika kita lakukan selama 1000 bulan. Tanpa memberi syarat yang berat, Dia hanya memberikan hanya dalam waktu 1 hari, di malam yang Dia janjikan, hanya Dia yang tahu. Betapa Murah dan Lapang pahala yang Dia berikan. Namun, nikmat apalagi yang ingin kita ingkari? Hanya tanggung jawab diri pribadi, alih-alih kesadaran untuk mengingatkan diri pribadi. Karena bukan tanggung jawabmu jika saya lupa, dan bukan tanggung jawabku jika engkau lupa.

Ah, sudahlah, itu memang urusan diri pribadi. Mudik, jika kau teringat Kota Jogja setiap kata itu disebut, berarti kita satu daerah. Bantul, jika kau teringat daerah kecil ini saat mudik disebut, berarti tempat tinggal kita lebih dekat.

Selamat datang kawan jika engkau kembali ke Jogjakarta tahun ini, minggu depan akan kau tempuh perjalanan demi mengunjungi sanak keluarga tercinta. Hanya doa yang bisa aku berikan, oleh-olehmu yang aku harapkan, meski itu hanya sebuah cerita dan pembicaraan yang menyenangkan.

Jabat tangan erat sebagai sambutan, semoga menghapus kesalahan sampai hati paling dalam. Berikan senyuman, sebagai pengetuk hati yang tertutup. Walau segelas air yang dapat aku hidangkan, semoga itu dapat menghilangkan haus dahaga kerinduan. Sepotong roti kecil teman pembicaraan, semoga dapat menghilangkan lapar persaudaraan. Selamat datang kembali kawan di kampung halaman tercinta.


Sugeng Rawuh . . . .

selengkapnya -->